-->

Mengolah Sampah atau Pengolahan Limbah Tumbuhan Menjadi Pupuk Granular


Kondisi yang sering dialami terkait dengan bencana alam seperti banjir, wabah penyakit sebenarnya banyak terjadi diakibatkan ulah manusia yang akibatnya dalam jangka panjang. Suatu contoh tentang kesadaran membuang sampah, banyak ditemui didaerah pinggiran surangi banyak penduduk yang kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan terutama jika membuang sampah yang lansung dibuang di sungai.

Pada saat musim penghujan banyak terjadi bencana banjir terjadi yang sebenarnya adalah akibat dari pembuangan sampah di sungai. Dan ini terulang hampir setiap tahunnya ketika musim penghujan tiba. Masalah limbah tidak ada habis-habisnya malah semakin meningkat, solusi yang ditawarkan pemerintah melalui sosialisasi pembuangan sampah yang benar, daur ulang limbah menjadi barang – barang kerajinan dan lain sebagainya masih belum bisa memberikan penyelesaian masalah.

Dengan harapan memberikan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca khususnya mengenai masalah sampah kami bertujuan memberikan sebuah informasi dalam artikel ini yang berisi :
  1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah
  2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah
  3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah
  4. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah
Mengolah Sampah atau Pengolahan Limbah Tumbuhan Menjadi Pupuk Granular
Mengolah Sampah atau Pengolahan Limbah Tumbuhan Menjadi Pupuk Granular

Pengertian Sampah / Limbah

Secara sederhana dan mudah dipahami sampah atau limbah adalah segala jenis barang atau sisa bahan yang telah digunakan sebagai bahan konsumsi atau bahan produksi yang sudah tidak digunakan lagi dapat disebut sebagai sampah atau limbah. Bahan sisa dari konsumsi penduduk atau masyarakat dan juga bahan sisa dari hasil produksi tersebut masih dibedakan menjadi dua jenis :

Jenis-Jenis Sampah Organik / Limbah Anorganik

Limbah atau Sampah organik berasal dari sisa konsumsi atau produksi makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
Sampah organik basah.
Pengertian secara sederhana tentang sampah organik basah merupakan jenis limbah atau sampah yang masih memiliki  kandungan air  yang cukup tinggi. Contohnya kulit dari buah-buah dan sisa sayuran.
Sampah organik kering.
Sementara bahan-bahan sisa yang termasuk sampah limbah organik kering adalah bahan sisa organik lain yang kandungan airnya sedikit. Contoh sampah atau limbah organik kering adalah kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

Pencacahan Sampah untuk Membuat Kompos

Sampah atau Limbah  organik yang sudah terpisah dengan Sampah atau Limbah  non organik  selanjutnya hancurkan dengan menggunakan mesin pencacah. Tujuan utama dari pencacahan untuk memperkecil dan menyeragamkan ukuran bahan-bahan baku kompos sehingga mempercepat proses fermentasi. Bila kandungan air masih tinggi, sampah yang telah di cacah dapat di press lagi untuk mengurangi kandungan air.

Penyiapan Aktivator (PROMI)

Untuk mempercepat waktu dalam fermentasi dalam proses pengomposan kita menggunakan activator PROMI dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Ukuran yang digunakan atau yang menjadi patokan adalah setiap 1 Ton sampah mentah diperlukan 1 kg PROMI.
Peroses pengomposan pada  musim kemarau dimana sampah pasar dengan kadar air yang relatif sedikit, bahan Promi  dicampurkan bersama 20 liter air dan 1 liter tetes tebu. Namun, pada musim penghujana apila jumlah kadar air dalam sampah dari pasar cukup tinggi maka PROMI di campurkan dengan pasir atau tanah kering. Apabila diperlukan  sampah atau limbah dipress dulu agar kandungan air berkurang.

Pencampuran PROMI di dalam Bak Pengomposan

Sampah yang sudah melalui proses pencacahan selanjutnya dicampur dengan bahan PROMI dan ditampung di bak-bak pengomposan. Sampah tidak boleh diinjak-injak, karena akan menyebabkan menjadi padat dan kandungan udara di dalam kompos berkurang.

Pengadukan / Pembalikan

Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder dalam memproduksi kompos menggunakan system aerob / dengan udara terbuka. Dalam jangka waktu 3 hari sesudah sampah  atau limbah dimasukkan ke bak pembuatan kompos kemudian di lakukan pemeriksaan suhu kompos di dalam bak. Bila di rasa terlalu panas perlu di lakukan proses pengadukan atau pembalikan untuk memberikan sirkulasi udara yang bertujuan agar proses pengomposan bisa merata. Pengadukan di lakukan minimal 3 hari sekali.
Panen Kompos
Selang waktu selama 14 hari sampah atau limbah tersebut akan mengalamai perubahan warna  menjadi kehitaman dan menjadi lebih lunak. Kompos sampah telah cukup matang. Kompos tersebut dikumpulkan dan dibawa menujut proses lebih lanjut. Di tempat ini kompos dicacah sekali lagi untuk kemudian di ayak menggunakan saringan yang lebih kecil untuk menyeragamkan ukuran dan mempercantik tampilan kompos.
Pengolahan Paska Panen

Setelah kompos yang sudah jadi di ayak, proses selanjutnya adalah memasukkan kompos ke gudang penyimpanan sebelum di lakukan pengemasan. Selain produksi dalam bentuk kompos curah, kompos hasil ayakan juga bisa di proses lagi menjadi pupuk organik bentuk granular atau butiran.

Proses Membuat Pupuk Organik Granular

Proses yang dilakukan selanjutnya ketika membuat pupuk organik granular, bahan kompos yang sudah di ayak tersebut dimasukkan ke dalam wadah mesin molen yang memiliki putaran stasioner dengan di campur air dan kalsit sebagai bahan perekat. Proses pembautan kompos bentuk curah menjadi bentuk granular menggunakan mesin molen membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit dimana sekali proses bisa di hasilkan sekitar 100kg pupuk organik granular. Pupuk organik berbentuk granular tersebut kemudian di jemur sampe kering. Setelah pupuk tersebut kering maka proses pengemasan bisa dilakukan.
Pengemasan Pupuk Granular

Setelah itu dilakukan pengemasan sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk kompos curah biasanya dalam karung berisi 20 kg dalam pengemasannya.  Dan ukuran pupuk organik granular 1 sak atau satu karungnya biasa berisi 25 kg. selanjutnya kompos dan pupuk organik granular siap untuk dipasarkan.

Kelebihan Mengolah Sampah Organik

Ada keuntungan jika kita dapat mengolah sampah organik terutama sampah atau limbah dari sisa konsumsi atau produksi dari mahluk hidup diantaranya :
  1. Dapat menghasilkan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
  2. Mengurangi jumlah sampah organik yang ada disekitar lingkungan.
  3. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
  4. Menekan  biaya pengeluaran untuk mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir  (TPA).
  5. Memperkecil lahan-lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
  6. Dapat melestarikan lingkungan dan mengurangi resiko terjadinya bencana bajir dan wabah penyakit terutama ketika musim penghujan tiba

Kekurangan Mengolah Sampah Organik

Ketika sampah sudah diolah menjadi pupuk kompos organik, pupuk siap untuk digunakan sebagai tambahan nutrisi untuk penyubur tanah. Namun masih ada kekurangan dari pupuk kompos, biasannya  unsur hara relatif lama dapat diserap tanaman, selain itu pembuatannya relative lebih lama, dan sulit dibuat dalam jumlah besar atau jumlah banyak. Jadi untuk menunjang peningkatan jumlah hasil pertanian masih diperlukan pupuk buatan.

Sampah merupakan materi atau bahan-bahan sisa yang sudah tidak diinginkan atau tidak digunakan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.

Semoga artikel tentang Mengolah Sampah atau Pengolahan Limbah Tumbuhan Menjadi Pupuk Granular dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi.